Copyright © AQUACULTURE INDONESIA
Design by Dzignine
Sabtu, 07 November 2015

Manfaat Kandungan Vitamin Dalam Pakan Ikan


 
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh ikan agar pertumbuhan dan kesehatan ikan dalam keadaan baik. Vitamin berfungsi sebagai katalisator dalam proses-proses biokimia yang berlangsung di dalam tubuh organisme dan berfungsi sebagai koenzim di dalam sistem biologis. Kaitannya dengan makanan ikan, yang paling umum menimbulkan gejala kekurangan adalah vitamin B1 (tiamin). Makanan basah yang mengandung bahan baku hewani perairan harus segera diumpankan setelah selelsai dibuat karena vitamin B1 dapat di non-aktifkan oleh enzim tiaminase yang terdapat dalam bahan bakunya tadi. Kadar tiaminase dalam daging ikan air tawar lebih tinggi dibandingkan ikan laut. Enzim tiaminase terdapat juga di bahan lain, seperti bekatul dan kacang-kacangan. Enzim tiaminase akan hilang jika bahan bakunya telah dipanaskan (Mudjiman, 2004).
Ikan dapat tumbuh optimal jika memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan gizi seimbang, dengan kata lain ikan membutuhkan makanan yang lengkap dalam jumlah yang cukup. Budidaya perikanan saat ini terjadi kecenderungan bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan tersebut akan dikelola semakin intensif. Artinya,lahan yang kapasitas volumenya sama, padat penebarannya semakin bertambah banyak agar hasil produksinya meningkat. Pengelolaan pada tingkat penebaran tinggi dilakukan dengan biaya produksi yang rendah sehingga untuk mencapai hal tersebut, ikan harus diberi makanan, terutama pakan buatan. Jumlah ransum dan komposisi gizi yang dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan, dan ketersediaan makanan alami di dalam tempat pemeliharaannya. Salah satu kandungan komposisi yang dibutuhkan kultivan yaitu vitamin. (Mudjiman, 2004).
Vitamin harus selalu didapatkan melalui pakan sebab tubuh ikan tidak mampu membuatnya. Ikan akan mengandalkan pakan alami hampir tidak pernah kekurangan vitamin. Namun, apabila ikan dibudidayakan secara intensif dikolam, saluran, dan karamba, dimana pakan alami yang tersedia sudah tidak mampu memenuhi kebuthan ikan, penambahan vitamin sangat diperlukan. Kandungan vitamin didalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan bahan yang ditambahkan. Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin. Tampak jelas bahwa fungsi vitamin mudah terganggu sehingga lebih baik segera digunakan. Jika terpaksa disimpan, sebaiknya vitamin diletakkan di tempat kering dan dingin, serta terhindar dari pengaruh cahaya matahari maupun cahaya lampu yang terang (Afrianto dan Evi, 2005). 
Fungsi Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang esensial bagi pertumbuhan, walaupun dalam jumlah yang relatif kecil. Vitamin berperan sangat penting untuk menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap berlangsung dengan baik. Oleh karena itu vitamin harus selalu didatangkan melalui pakan sebab tubuh ikan tidak mampu membuatnya. Vitamin merupakan senyawa oragnik yang penting bagi kehidupan ikan dan karang. Vitamin digunakan sebagai pemacu proses-proses didalam tubuh. Walaupun jumlah yang dibutuhkan sedikit, namun tetap harus tersedia. (Kuncoro,2004). Kandungan vitamin di dalam pakan buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan bahan yang ditambahkan. Penambahan vitamin ke dalam pakan buatan umumnya dilakukan dengan menggunakan vitamin-mix (premix).  Kebutuhan ikan akan vitamin dipengaruhi oleh ukuran, umur, laju pertumbuhan, stress lingkungan, dan hubungan antar nutrien. Kegunaan atau fungsi vitamin dalam tubuh ikan sangat bermacam-macam (secara umum) anatara lain :
a.         Vitamin sebagai Koenzim
Hampir semua vitamin, terutama vitamin yang larut dalam air mempunyai aktifitas katalitis (catalytically active), untuk mempercepat suatu reaksi. Oleh karenanya, vitamin mempunyai fungsi sebagai koenzim. Vitamin B-komplek selalu berhubungan dengan fungsinya untuk mentransfer energi. Dalam hal ini, vitamin selalu terlebih dahulu diubah menjadi molekul-molekul yang lebih komplek yang disebut koenzim. Koenzim adalah suatu sistem yang disebut juga sebagai holoenzim dan terdiri atas apoenzim yang terdiri atas protein dan kofaktor yang terdiri atas ion-ion inorganik dan atau koenzim. Tidak semua koenzim mempunyai kedua tipe ini (apoenzim dan kofaktor). Ada tiga jenis koenzim atau grup prostetik, yaitu asam adenilat (adenylic acid) atau satu komponen dari turunan-turunan komponen-komponen yang mengandung fosfor, komplek metalik dari porphyrin, dan turunan-turunan vitamin-vitamin B-komplek.
b.        Membantu protein dalam memperbaiki dan membentuk sel baru.
c.         Mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh sebagaimana mestinya.
d.        Turut berperan dalam pembentukan senyawa-senyawa tertentu didalam tubuh.
Fungsi vitamin secara spesifik, antara lain :
a.    Vitamin B
Vitamin B1, B6, dan B12 antara lain : untuk menunjang pertumbuhan, merangsang nafsu makan. Vitamin B2 antara lain : untuk pertumbuhan, pertukaran zat-zat makanan (karbohidrat, lemak, protein) dari sel-sel dalam tubuh, proses reproduksi
b.    Vitamin A
Vitamin Vitamin A berperan penting dalam regulasi genetik, pertumbuhan  serta perkembangan normal, dan kekebalan tubuh. Selain itu vitamin A juga penting dalam reproduksi, kesehatan kulit, kekebalan tubuh, dan pembuatan sel darah merah. Beta karoten  selain sebagai sumber vitamin A juga beraksi sebagai anti oksidan yang meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, memperbaiki kondisi hewan percobaan yang terkena kanker, dan melindungi dari radikal bebas dalam LDL (low density lipoprotein), HLD (high density lipoprotein), dan membran sel.
c.    Vitamin C
Vitamin C juga sangat berperan di dalam pembentukan kekebalan tubuh dalam Kementerian Kelautan dan perikanan (2011).  Vitamin C mempunyai peran dalam reaksi hidroksilasi prolin ke bentuk lisin yang merupakan senyawa penting dalam pembentukan kolagen dan perkembangan tulang muda (cartilage). Terhambatnya pembentukan kolagen akan menyebabkan jaringan pelekat melemah dan menyebabkan terjadinya pertumbuhan tulang yang tidak sempurna (Horning et al. 1984) dalam Aslianti dan Agus (2009).
Menurut Horning et al. (1984) dalam Aslianti dan Agus (2009), yang menyatakan bahwa vitamin C berperan penting dalam biosintesis kartinin dalam jaringan tubuh ikan karena kartinin memegang peran dalam transfer asam lemak ke dalam mitochondria dan selanjutnya asam lemak dioksidasi untuk menghasilkan energi. Menurut Kosutarak et al. (1995) dalam Aslianti dan Agus (2009), menyatakan bahwa vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi dari usus, padahal diketahui bahwa zat besi sangat berperan dalam peredaran oksigen dalam tubuh. Menurut Halver et al. (1969) dalam Aslianti dan Agus (2009), vitamin C sangat berperan dalam sintesis kolagen. Vitamin C merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses metabolisme makanan dan fisiologi ikan. Sebagai katalisator terjadinya metabolisme di dalam tubuh.
d.   Vitamin D
Vitamin D untuk menunjang proses metabolisme dari mineral (terutama kalsium dan fosfor).
e.         Vitamin E
Vitamin E yang berpengaruh terhadap pergerakan ikan, untuk menunjang proses reproduksi. Vitamin E berfungsi sebagai  pemelihara keseimbangan  intraselluler  dan  sebagai  antioksidan. Sebagai  antioksidan,  vitamin  E dapat  melindungi lemak  supaya  tidak  teroksidasi, misalnya  lemak  atau asam  lemak  yang  terdapat  pada membran sel,  sehingga  proses  embryogenesis berjalan dengan normal  dan  hasil  reproduksi  dapat ditingkatkan.  Kebutuhan  vitamin E untuk reproduksi berbeda untuk  setiap  spesies  ikan. Vitamin  E dan asam  lemak  esensial  dibutuhkan secara  bersamaan  untuk  pematangan  gonad  ikan. Makin tinggi  kadar  vitamin  E dalam  pakan  induk akan  diikuti  pula dengan makin tingginya kandungan  vitamin  E  di  telur.  Selanjutnya, peningkatan  kadar  vitamin  E dalam  telur  akan diikuti  pula  oleh  peningkatan  kandungan  lemak dalam telur. Kekurangan vitamin  E  dalam  pakan  dapat  menyebabkan kandungan  lemak  di  hati dan  otot  berkurang, sedangkan  lemak  berfungsi  untuk menghasilkan asam  lemak.
f.         Vitamin premix
Vitamin premix merupakan campuran vitamin-vitamin yang diperlukan oleh ikan (Vit.A, Vit.D, Vit.E, Vit.K, Vit.B1, Vit.B2, Vit.B12, Vit.C, ...). Penambahan vitamin premix dalam fishmeal (pakan ikan rucah) berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan ikan dan menurunkan konversi pakan (FCR).

Bahan Penyusun Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak dapat dibuat secara kimiawi atau diekstrak dari sumber-sumber alaminya. Misalnya, vitamin D banyak terdapat dalam hati ikan atau minyak ikan, seperti juga vitamin A. Vitamin B kompleks diperoleh dari hasil fermrntasi berbagai produk pertanian.


Tabel 1.  Sumber Vitamin
Jenis Vitamin
Sumber
Tiamin
Kedelai, kulit ari biji-bijian, ragi kering, dan daging segar.
Riboflavin
Daging segar, biji-bijian, dan protein minyak biji-bijian.
Piridoksin
Biji-bijian dan limbahnya, ragi, dan daging segar.
Asam pantotenat
Kulit ari, ragi, jaringan daging, dan daging ikan.
Niasin
Ragi, kacang-kacangan, dan daging.
Asam folat
Ragi, daging ikan, dan jaringan glandular (hati dan ginjal)
Vitamin B-12
Daging dan limbah ternak lainnya serta tepung ikan.
Asam askorbat
Hati dan ginjal sapi serta ikan segar.
Biotin
Tepung ikan, tepung kacang, tepung kedelai, susu, dan ragi.
Inositol
Terdapat dalam jumlah banyak dalam pakan ikan.
Kolin
Benih gandum, kedelai, tepung sayuran, jantung, dan hati.
Vitamin A
Minyak ikan dan tepung ikan
Vitamin D
Minyak ikan
Vitamin E
Benih gandum, kedelai, dan jagung
Vitamin K
Daun alfalafa. Kedelai, dan hati hewan ternak
Sumber: Modifikasi dari Watanabe, 1988
Keterangan : kolin dan inositol bukan vitamin dalam arti yang sebenarnya tetapi, meripakan sentawa kimia yang memiliki sifat seperti vitamin.



Kelebihan Pemberian Vitamin dan Efeknya
Meningkatnya kandungan vitamin C dalam tubuh karena adanya kandungan vitamin C dalam pakan akan cenderung meningkatkan daya tahan ikan terhadap stress (Suwirya, et al. 1999). Pemberian vitamin C yang berlebih pada ikan juga dapat menjadikan defisiensi vitamin B12 karena vitamin C dapat mengubah sebagian vitamin B12 menjadi analognya, salah satu analognya adalah antivitamin B12, padahal vitamin B12 ini diperlukan dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Purwani & Hadi, 2002) dalam Siregar dan Adelina (2008).
Kebutuhan akan vitamin E dapat  bertambah seiring dengan pertambahan jumlah asam lemak dalam pakan.  Semakin tinggi kandungan asam lemak, kebutuhan akan vitamin E juga semakin  tinggi (Watanabe et al., 1991 dalam Mustika, 2005). Vitamin E terdapat dalam empat bentuk, alfa, beta, gamma dan delta tokoferol yang merupakan antioksidan yang paling utama dalam lemak dan minyak yang dapat mencegah ketengikan (Budiyanto, 2002 dalam Mustika, 2005). Fungsi vitamin E sebagai antioksidan inter dan intra-seluler untuk mempertahankan homeostasis dari proses metabolis yang labil dxalam sel dan plasma jaringan telah diketahui dengan baik (Izquierdo, 2001 dalam Mustika, 2005). Penambahan vitamin E telah menjadi nutrien penting untuk proses  reproduksi ikan. Kekurangan vitamin ini diperlihatkan dari gonad yang lama  berkembang menuju ke arah matang gonad pada ikan serta  mengurangi nilai derajat penetasan tingkat ketahanan hidup dari anak-anak ikan. 
Kekurangan Pemberian Vitamin dan Efeknya
Kekurangan vitamin pada ikan juga mengakibatkan kelainan –kelainan pada tubuh ikan baik kelainan bentuk tubuh maupun kelainan fungsi faal (fisiologi) dalam Kementerian kelautan dan perikanan.
Defisiensi (kekurangan) vitamin secara umum, antara lain :
1.        Ketidaknormalan dalam morfologis maupun fisiologis ikan.
2.        Penurunan aktivitas enzim.
3.        Gangguan fungsi sel, kerusakan sel.
4.        Penurunan nafsu makan ikan.
5.        Pertumbuhan abnormal (skoliosis, lordosis).
6.        Laju pertumbuhan menurun.
7.        Kematian (defisiensi vitamin secara kronis / berkelanjutan). 
Vitamin A
Kekurangan vitamin A akan mengakibatkan pertumbuhan yang lambat pada ikan, kornea mata menjadi lunak, mata menonjol dan mengakibatkan kebutaan serta pendarahan pada kulit dan ginjal ikan dalam  Kementerian Kelautan dan Peikanan (2011). Kekurangan vitamin A tahap awal menyebabkan  reaksi  yang lambat terhadap sinar diikuti dengan buta senja, keratomalasia (luka pada kornea) dan kebutaan. Kekurangan vitamin A ditandai dengan adanya kseroftalmia (Tanumihardjo, 2004) dan rabun senja (Underwood, 2004). Penelitian lebih lanjut menunjukkan vitamin A berperanan penting dalam regulasi genetik, pertumbuhan serta perkembangan normal (Blomhoff & Blomhoff, 2006), dan kekebalan tubuh (Montrone et al., 2009) dalam Mainassy et al (2011). 
 Vitamin B 
Menurut Rahmiati (2004) menyatakan bahwa Vitamin B2 (riboflavin) mempunyai dua komponen flavoprotein koenzim yaitu Flavin mono nukleotida (FMN) dan Flavin adenine dinukleotida (FAD) yang berfungsi dalam metabolism. Riboflavin tersebut dalam pakan akan stabil. Tubuh organism apabila kekurangan vitamin B2 maka akan menyebabkan pertumbuhan terganggu atau tidak normal. Tanda-tanda kekurangan riboflavin, tubuh mengalami penurunan selera makan, pertumbuhan terganggu dan pendarahan pada epidermis, sehingga apabila ditambahkan pada pakan akan berpengaruh pada pertumbuhan. Defisiensi vitamin B12 berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perannya sebagai kofaktor dalam beberapa reaksi enzim. Salah satu peran vitamin B12 adalah dalam sintesis hemoglobin dan sel-sel darah merah melalui metabolisme lemak, protein dan asam folat.
Kekurangan vitamin B1 (thiamin) akan menyebabkan ikan menjadi lemah dan kehilangan nafsu makan, timbulnya pendarahan atau penyumbatan pembuluh darah, abnormalitas gerakan yaitu seperti kehilangan keseimbangan dan ikan akan berwarna pucat. Kekurangan vitamin B2 (riboflavin) pada ikan akan mengakibatkan mata menjadi keruh dan pendarahan pada okuler mata sehingga ikan lama kelamaan akan mengalami kebutaan, ikan berwarna gelap, nafsu makan ikan hilang dan pertumbuhan lambat serta terjadinya pendarahan pada kulit dan sirip ikan. Ikan yang mengalami kekurangan vitamin B6 (pyridoxine) akan mengalami frekuensi pernafasan yang meningkat, dan akan mengalami kekurangan darah lama kelamaan dalam Kementerian kelautan dan perikanan.
Kekurangan Vitamin B1, akan mengakibatkan:
1.        Ikan lemah, kekurangan nafsu makan.
2.        Timbulnya pendarahan atau penyumbatan pembuluh darah.
3.        Abnormalitas gerakan yaitu kehilangan keseimbangan.
4.        Ikan warna pucat.
Kekurangan Vitamin B2, akan mengakibatkan:
1.        Mata ikan keruh, pendarahan pada mata, lama-lama dapat mengakibatkan kebutaan.
2.        Nafsu makan hilang.
3.        Ikan warna gelap.
4.        Pertumbuhan lamban.
5.        Pendarahan timbul pada kulit dan sirip.
Kekurangan Vitamin B6, akan mengakibatkan:
1.        Frekwensi pernafasan meningkat.
2.        Ikan kehilangan nafsu makan.
3.        Ikan mengalami kekurangan darah. 
Vitamin C
Kekurangan vitamin dapat berakibat berbagai masalah kesehatan ikan, termasuk kelainan tulang, kelesuan, mudah dijangkiti penyakit, dan peningkatan kematian dalam budidaya ikan. Kekurangan vitamin C dalam jaringan tubuh akan menyebabkan berkurangnya produksi energi sehingga tubuh menjadi lemah dan pertumbuhan menjadi lambat, dapat mengakibatkan peredaran oksigen terhambat sehingga proses pertumbuhan tidak berjalan normal. Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan peredaran oksigen terhambat sehingga proses pertumbuhan tidak berjalan normal. Kekurangan vitamin C menyebabkan sintesis kolagen tidak normal sehingga terjadi distorsi cartilage seperti pada vilamen insang ikan coho dan rainbow trout, serta pertumbuhan yang rendah pada ikan red sea bream (Yano, 1975), juga pada ikan kerapu Epinephelus malabaricus (Phromkunthong et al. 1993 dalam Giri et al. 1999).
Selanjutnya dikatakan bahwa kekurangan vitamin C pada ikan kerapu tikus, Cromileptes altivelis mengakibatkan ikan tumbuh bengkok (lordosis dan scoliosis), lemah, hyperplasia pada insang dan anemia dengan kandungan Hb, erytrosit, dan leukosit yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan ikan yang normal dalam Aslianti dan Agus (2009). Kekurangan vitamin C dalam pakan akan menimbulkan berbagai gejala penyakit seperti berenang tanpa arah, warna tubuh pucat dan pendarahan pada permukaan tubuh (terutama di sekitar mulut, sirip dada dan perut), anemia (berhubungan dengan metabolisme Fe) dan peningkatan mortalitas (Kato et al., 1994) dalam Siregar dan Adelina (2008). Kekurangan vitamin C pada ikan kerapu bebek menampakkan gejala pembengkokan tulang, insang terbuka, menurunnya kandungan hemoglobin darah, rentan terhadap penyakit dan aktivitas ikan menurun (Giri et al., 1999) dalam Siregar dan Adelina (2008). Kekurangan vitamin C dalam pakan akan menyebabkan gangguan dan penyakit, salah satunya penyakit anemia. Anemia pada ikan disebabkan oleh kurangnya sel darah merah dan hemoglobin dalam darah sehingga darah tidak mampu mengangkut asupan makanan ataupun oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Gejala yang sering timbul akibat anemia adalah kurangnya nafsu makan pada ikan, warna tubuh pucat, terdapat bercak luka serta ikan tidak bergerak secara aktif dalam Siregar dan Adelina (2008).
Kekurangan vitamin C dalam pakan ikan menyebabkan menurunnya nafsu makan ikan dan hilangnya keseimbangan, bahkan tingkat mortalitas ikan semakin meningkat apabila pakannya tidak diberi vitamin C dalam Siregar dan Adelina (2008). Vitamin C juga sangat berperan di dalam pembentukan kekebalan tubuh oleh karena itu kekurangan vitamin C yang berlangsung dalam periode lama akan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh ikan dan menunjukkan gejala seperti ikan berwarna lebih gelap, terjadi pendarahan pada kulit, hati, dan ginjal. Selain itu kekurangan vitamin C akan menyebabkan terjadinya kelainan pada tulang belakang yaitu bengkok arah samping (scoliosis) dan bengkok arah atas dan bawah (lordosis), untuk menanggulangi kekurangan vitamin pada ikan maka kita harus melengkapi dan menambahkan beberapa vitamin pada pakan ikan dalam  Kementerian kelautan ndan perikanan. 
Vitamin D
Menurut Susanto dan Fahmi (tth) menyatakan bahwa kekurangan akan vitamin D berdampak pada ostephotosis, kelemahan jaringan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. 
Vitamin E
Menurut Arfah et al (2013) menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi ikan dapat dilakukan melalui perbaikan nutrisi pada pakan induk. Perbaikan nutrisi pakan pada induk ikan akan berpengaruh positif tidak hanya pada kualitas telur dan sperma, tetapi juga terhadap mutu dan jumlah benih yang dihasilkan. Salah satu cara yang dilakukan untuk perbaikan nutrisi pada pakan induk yaitu melalui suplementasi vitamin E. Kekurangan vitamin E dapat mempengaruhi penampilan reproduksi, penyebab tidak matang gonad, rendahnya derajat tetas telur, dan kelangsungan hidup benih. Kekurangan vitamin E (á-tocopherol) pada hewan dapat menyebabkan lemah otot, pertumbuhan terhambat, degenerasi embrio, tingkat penetasan telur yang rendah, degenerasi dan pelepasan sel epitel germinatif dari testis dan terjadinya kemandulan, menurunkan produksi prostaglandin oleh mikrosom dari testis, otot dan limpa, menurunkan permeabilitas sel, memacu kematian dan kerusakan syaraf (Lehninger, 1982 dalam Mustika, 2005)

 Jenis dan Dosis Vitamin
Jenis vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan oleh organisme hidup termasuk udang dan ikan dalam jumlah yang sedikit namun sangat penting untuk memelihara proses kehidupan, seperi reaksi-reaksi metabolik dalam sel, pertumbuhan tubuh yang normal, dan untuk pemeliharaan kesehatan. Terdapat 15 vitamin yang secara positif diidentifikasi berpengaruh pada pertumbuhan udang dan ikan. Vitamin-vitamin tersebut adalah vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yang meliputi vitamin B-kompleks dan makro vitamin lainnya seperti cholin, asam askorbik dan inositol. Kedua kelompok vitamin ini memiliki metabolisme yang berbeda-beda. Dalam jumlah yang sedikit, vitamin tidak digunakan secara habis dalam satu reaksi biokimia, namun dari satu molekul akan digunakan berulangulang. Secara bertahap vitamin mengalami degradasi dan memerlukan penggantian dengan molekul vitamin yang baru. Vitamin sering juga disebut faktor pelengkap makanan, karena vitamin pada kenyataannya tidak mensuplai kalori dan juga tidak mempengaruhimassa tubuh secara nyata. Tubuh tidak mapu mensintesis vitamin. Oleh karena itu, vitamin harus disuplai dari maknan atau merupakan makanan tambahan.
Vitamin dikelompokkan berdasarkan atas kelarutannya (larut dalam air dan larut dalam lemak). Jumlah vitamin yang larut dalam air lebih banyak dibandingkan vitamin yang larut dalam lemak. Perbedaan vitamin yang larut dalam air dan yang larut dalam lemak.
1.        Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Terdiri dari vitamin A (aseroftol, retinol), vitamin D (kalsiferol), vitamin E (tokoferol), dan vitamin K (menadion). Beberapa jenis karotenoid, seperti b-karoten dan astaksantin dapat dimasukan dalam golongan ini karena merupakan prekusor vitamin A (provitamin A).
2.        Vitamin-vitamin yang larut dalam air. Terdiri dari vitamin B kompleks, kolin, inosiitol, dan vitamin C (asam askrobat). Vitamin-vitamin kompleks-B terdiri dari B1 (tiamin, aneurin), vitamin B2 (riboflavin, laktoflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin B12 (sianokobalamin), niasin (asam nikotinat, miasenamid), asam pantotenat, vitamin H (biotin), dan asam folat (folasin).
3.        Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam airdapt menyebabkan gejala penyakit avitaminosis. Penyakit kelebihan vitamin (hipervitaminosis) hanya disebabkan oleh vitamin-vitamin dari golongan yang larut dalam lemak. Pada vitamin yang larut dalam air, jika ada kelebihan vitamin akan dibuang keluar tubuh melalui urine. Hal tersebut dikarenakan vitamin ini dapat terbawa dalam cairan darah. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, kelebihan vitamin akan ditimbun bersama timbunan lemak dan tidak disekresikan. Penimbunan vitamin terjadi karena vitamin tersebut tidak larut di dalam darah.
Dosis pemberian vitamin
Kadar vitamin di dalam pakan sebagian besar dinyatakan dalam miligram per kilogram pakan (mg/kg),. Akan tetapi, untuk vitamin A, vitamin D, dan vitamin E biasanya dinyatakan dengan satuan International Unit Activity (IU) atau dalam satuan internasional (SI). Pengertian satuan internasional adalh sebagai berikut.
v  Untuk vitamin A, 1 IU sama dengan
·         Aktivitas dari 0,344 mikron all-transvitamin A1 asetat, atau
·         Sama dengan 0,3 µg (mikrogram) retinol (vitamin A1), atau
·         Sama dengan 0,6 µg β-karoten
v  Untuk vitamin D, 1 IU sama dengan aktivitas dari 0,025 mg vitamin D3 (kolekalsiferol)
v  Untuk vitamin E, 1 IU sama dengan aktivitas dari 1 mg vitamin E asetat hasil sintesis.
Vitamin E mempunyai sifat sebagai antioksidan (mencegah oksidasi) pakan ikan dan udang yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh PUFA, kadar vitamin E perlu diperbanyak. Hal ini dilakukan untukmencegah oksidai lemak yang menyebabkan bau tengik. Selain vitamin E, bahan lain yang bersifat antioksidan antara lain lesitin (fosfalipid-kolin), etoksikulin, BTH (butylated hydroxy toulen), dan BHA(butylated hydroxy anisole). Penggunaan masing-masing bahan adalah sekitar 150-200 ppm (Mudjiman, 2004).
Kebutuhan vitamin pada ikan laut
Kebutuhan vitamin ikan dipengaruhi oleh ukuran, umur, laju pertumbuhan, stres lingkungan, dan hubungan antarnutrien. Kebutuhan vitamin didasarkan pada konsentrasi minimal yang masih mampu mendukung pertumbuhan maksimal, tanpa ada gejala kekurangan atau kematian.  Kebutuhan tersebut dapat ditentukan melalui pengujian dengan menggunakan pakan khusus yang mengandung nutrien esensial dalam jumlah memadai, akan tetapi dengan konsentrasi vitamin akan diuji berbeda-beda.
Tabel 2.  Kebutuhan Vitamin Ikan Salmon
Jenis vitamin
Jenis ikan
Salmona
Salmonb
Tiamin (B-1) (mg)
10
1
Riboflavin (B-2) (mg)
40
4
Piridoksin (B-6) (mg)
10
3
Asam pantotenat (mg)
-
20
Asam nikotinat (mg)
-
10
Biotin (mg)
1
0,15
Asam folat (mg)
3
1
Kobalamin (B-12) (mg)
20
0,01
Inositol (mg)
400
300
Kolin (mg)
800
1.000
Vitamin C (mg)
100
50
Vitamin A (mg)
4.000
2.500
Vitamin E (mg)
400
50
Vitamin K (IU)
400
1
Vitamin D-3 (IU)
-
2.400
Keterangan :
a = Brown dan Grazek, 1980
b = Bureau dan Cho, 2003

Tabel 3. Jumlah Vitamin Aktif yang Seharusnya Terkandung dalam 1 kg Pakan Basah (40%   Material Kering) untuk Ikan Kerapu
Vitamin
Jumlah (mg/kg pakan)
Retinol (A)
0,45 (1500 IU)
Thiamine (B1)
7,5
Ribofl avine (B2)
10
Lanjutan Tabel 3.  Jumlah Vitamin Aktif yang Seharusnya Terkandung dalam 1 kg Pakan Basah (40%   Material Kering) untuk Ikan Kerapu
Vitamin
Jumlah (mg/kg pakan)
Asam nikotinat(B3)
30
Choline (B4)
2002
Asam pantotenat (B5)
15
Pyridoxine (B6)
5
Sianokobalamin (B12)
0,02
Asam askorbat (C)
50
Cholecalciferol (D3)
0,015 (600 IU)
DL-α -Tocopherol (E)
30 (30 IU)
Biotin (H)
0,2
Menadione (K3)
2,5
Asam folat
2,5
Sumber: Sim et al (2005).



DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Arfah, Harton, Melati dan Mia Setiawati. 2013. Suplementasi Vitamin E Dengan Dosis Berbeda Pada Pakan Terhadap Kinerja Reproduksi Induk Betina Ikan Komet (Carassius auratus auratus). Jurnal akuakultur Indonesia. Vol. 12(1):14-18.

Aslianti, Titiek dan  Agus Priyono. 2009. Peningkatan Vitalitas dan Kelangsungan Hidup Benih Kerapu Lumpur (Epinephelus coioides) Melalui Pakan Yang Diperkaya Dengan Vitamin C dan Kalsium. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) : 19(1).

Brown, E.E. and J.B. Gratzek 1980. Fish Farming Handbook : Food, Bait, Tropicals and Gold Fish. AVI Publishing Company Inc. Westport, Connecticut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Kordi, K. dan M. Ghufran. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Lily Publisher, Yogyakarta.

Mainassy, M. C, Jacob L. A. U. dan Martanto, M. 2011. Pendugaan Kandungan Beta Karoten Ikan Lompa (Thryssa Baelama) di Perairan Pantai Apui, Maluku Tengah. Jurnal perikanan. Vol.13(2):51-59.

Martuti, Nana K. T. 2012. Kandungan Logam Berat Cu dalam Ikan Bandeng, Studi Kasus di Tambak Wilayah Tapak Semarang. Hlm 88-94.

Mustika, E.R,. 2005. Pengaruh Pemberian Dosis Vitamin E Berbeda pada Kadar Asam Lemak N-3 Dan N-6 Tetap (1:3) dalam Pakan terhadap Penampilan Reproduksi Ikan Zebra (Brachydanio rerio) Prasalin. Teknologi dan

Sim, Sih-Yang. Mike Rimmer. Kevin Williams. Joebert. Toledo. Ketut Sugama. Inneke Rumengan and Michael J. Phillips. 2005. Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya. Australian Centre for International Agricultural Research.

Siregar, Yusni Ikhwan dan Adelina. 2008. Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan Hemoglobin (Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). Jurnal Natur Indonesia : 12(1)

Subandiyono, 2009. Nutrisi Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang.

Susanto, E. dan A.S. Fahmi. Tth. Senyawa Fungsional dari Ikan: Aplikasinya dalam Pangan. Jurnal aplikasi teknologi pangan. Vol.1(4):95-102.

Yulfiperius, Ing Mokoginta dan Dedi Jusandi. 2003. Pengaruh Kadar Vitamin  E dalam  Pakan terhadap  Kualitas Telur  Ikan  Patin  (Pangasius  Hypophthalmus). Jurnal ikhtiologi Indonesia. Vol.3(1):11-18.











0 komentar:

Posting Komentar