Copyright © AQUACULTURE INDONESIA
Design by Dzignine
Sabtu, 07 November 2015

Peran Mineral Dalam Budidaya Perairan


Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur mineral lain yaitu besi, iodium, tembaga dan seng terdapat dalam jumlah yang kecil dalam tubuh, karena itu disebut trace element atau mineral mikro (Aisyah, 2012).
Hewan laut banyak mengandung vitamin dan mineral. Organisme lautan banyak mengandung vitamin A dan D, selain banyak mengandung vitamin, organisme lautan juga kaya akan mineral. Mineral penting lebih banyak terdapat pada dari hewan laut bila dibandingkan dari organisme darat, selain itu limbah hasil perikanan merupakan sumber mineral yang bagus karena kandungan mineral yang tinggi. Ikan mengandung berbagai senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain protein,lemak dengan omega 3, vitamin, mineral, taurine dan sebagainya. Protein yang mengandung asam amino mempunyai daya cerna yang tinggi dan berkualitas tinggi, peptida dari organ pencernaan ikan bermanfaat bagi kesehatan, demikian juga vitamin dan mineral. Jumlah mineral yang ada pada ikan seperti K, Ca, Mg dan P dan mikromineral seperti Se, F, I, Co, dan Mn secara keseluruhan mencapai 0.6–1.5% dari berat basah. Fe, Zn dan Se merupakan trace mineral yang kaya di ikan (Susanto dan Fahmi, 2012). 

Fungsi Mineral
Fungsi struktural adalah fungsi mineral untuk pembentukan struktur tubuh seperti tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral yang banyak berperan dalam fungsi ini adalah Ca, P, F, dan Mg yang membantu pernafasan adalah Fe, Cu, dan Co, sedangkan mineral yang membantu proses metabolisme adalah semua mineral esensial, baik makro maupun mikro. Mineral essensial termasuk yang berperan dalam metabolisme adalah pembentukan enzim, mengatur keseimbangan cairan tubuh. Beberapa fungsi penting lainnya.umumnya kekurangan mineral akan berpengaruh pada pertumbuhan.
Kebutuhan mineral bagi ikan sangat tergantung pada konsentrasi perairan. Ikan laut juga mengeluarkan CO2 dan NH3 dari proses katabolisme melalui insang. Kandungan mineral dalam pakan untuk ikan laut perlu di pertimbangkan, hal ini karena ikan air laut kaya akan kalsium dan fosfor. Kedua komponen mineral ini terdapat sangat banyak dalam tubuh ikan dalam bentuk kombinasi (99% kalsium dan 80% fosfor ada dalam tulang, gigi, dan sisik ikan) mengingat lingkungannya, ikan laut membutuhkan makanan yang mengandung rasio kalsium dan fosfor yang lebih sedikit.
Tidak kurang 15 zat mineral telah diketahui mempunyai fungsi esensial dalam tubuh ikan. Beberapa zat-zat mineral tersebut adalah: natrium, kalium, fosfor, kalsium, khlor, magnesium, ferrum, belerang, iodium, mangan, kuprum, kobalt, molybdenum, selenium, dan zincum. Ikan setidak-tidaknya membutuhkan 13 zat anorganik untuk makanan yang baik. Kalsium dan fosfor dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pembentukan gigi, tulang, dan kulit sehingga zat-zat mineral tersebut harus ada dalam jumlah yang besar dalam Kementerian kelautan dan perikanan.
Fungsi utama mineral, antara lain :
1.        Berperan dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, dan metabolisme. Mineral Ca, P, F, dan Mg adalah mineral yang berguna dalam pembentukan struktur tubuh ikan, tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral Fe, Cu, dan Ca berperan besar dalam proses pernapasan. Mineral yang membantu proses metabolisme meliputi semua mineral, baik yang esensial maupun nonesensial.
2.        Mengatur keseimbangan asam basa dan proses osmosis antara cairan tubuh dan lingkungannya (terutama Na, K, Ca, dan Cl).
3.        Berperan dalam proses pembekuan darah dan pembentukan haemoglobin (terutama Fe, Cu, dan Co).
4.        Berperan penting dalam proses metabolisme (terutama Cl, Mg, dan P).
5.        Mengatur fungsi sel (Cu dan Zn), membentuk fosfolipid dan bahan inti sel (S, dan P), mematangkan kelenjar kelamin (Br), dan membentuk hormon tiroid (I).
6.        Komponen utama dalam struktur gigi dan tulang
7.        Sebagai struktur dari jaringan
8.        Sebagai komponen utama dari enzim, vitamin, hormon, dan pigmen
Dua kelompok mineral, antara lain :
1.    Makromineral
a.       Konsentrasi tinggi dalam tubuh.
b.      Ca (kalsium), Mg (magnesium), Na (natrium), K (kalium), P (fosfor), Cl (klorida), dan S (sulfur)
2.    Mikromineral
a.       Konsentrasi rendah dalam tubuh.
b.      Fe (besi), Zn (seng), Mn (mangan), Cu (tembaga),  I (iodium), Co (kobalt), Ni (nikel), F (fluor), Cr (krom) Si (silikon), dan Se (selenium).
Fungsi  mineral secara spesifik antara lain :
a.       Fungsi kalsium adalah membentuk tulang dan tulang rawan , pembentukan darah dan kontraksi otot; perkembangan dan pemeliharaan sIstem skeletal dan berperan dalam beberapa proses fisiologis ikan dan udang; kontraksi dan relaksasi otot, transmisi impuls syaraf, pembekuan dan pengentalan darah; sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya; komponen utama pembentuk kerangka tubuh, gigi, kulit, tulang dan sisik;  mempertahankan integritas sel dan keseimbangan asam-basa;  membantu penyerapan vitamin B12 dan menjaga keseimbangan osmotik.
b.      Fungsi fosfor adalah pembentukan tulang, energy tinggi, ester fosfor, senyawa organo-fosfor yang lain serta; komponen pembentuk kerangka tubuh; penyusunan tulang, asam nukleat dan membran sel serta dalam reaksi seluler; metabolisme karbohidrat, lipid dan asam amino; sebagai penyanggah (buffer) dalam cairan tubuh ikan dan udang; komponen DNA, RNA, ATP dan berbagai koenzim, pergerakan otot dan memelihara keseimbangan asam basa.
c.       Fungsi magnesium berperan sebagai kofaktor (mengaktifkan) kerja enzim dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein; sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler.  
d.      Besi sebagai bagian essensial dari haeme dalam haemoglobin dan cytochromes; unsur yang sangat penting dalam pigmen darah (hemoglobin dan myoglobin); terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan urat daging (otot) serta pemindahan/transfer elektron dalam tubuh; unsur yang sangat penting dari variasi sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroxidase, enzim xantin oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydrogenase.
e.       Potasium berfungsi kation monovalent antar cairan seluler, sistem saraf dan osmoregulasi; memelihara keseimbangan air dan distribusinya; memelihara keseimbangan osmotik normal, asam basa dan iritabilitas otot.
f.       Fungsi sulfur adalah integral dari sulfur, asam amino dan kolagen terlibat dalam detoksifikasi senyawa aromatik.
g.      Mangan berfungsi sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor untuk arginase dan enzyme metabolic; untuk pembentukan tulang dan regenerasi erythrocyte; sebagai enzim aktivator untuk enzim yang menjembatani transfer dari grup.
h.      Selenium berfungsi untuk melindungi sel dan membran terhadap peroksida yang berbahaya; melindungi sel dari pengaruh peroxides; bersama-sama dengan vitamin E berfungsi sebagai antioksi dan biologis yang melindungi polyunsaturated phospholipid di dalam sel dan sub sel membran dari kerusakan peroksidatif.
i.        Yodium diperlukan untuk pembentukan berbagai hormon dari kelenjar tiroid; unsur pokok dari  thyroxine dan regulasi penggunaan oxygen; mengatur laju metabolisme seluruh proses ke dalam tubuh
j.        Sodium berfungsi sebagai kation monovalent antar cairan seluler; untuk keseimbangan antara asam basa dan osmoregulasi. Klorin berfungsi sebagai anion monovalent dalam cairan sellular dan sistem keseimbangan asam basa; komponen dari pencernaan (HCl); berperan besar dalam aktivitas osmoregulasi
k.      Seng berfungsi sebagai kofaktor atau aktivator beberapa enzim dan juga merupakan salah satu dari komponen metaloenzim, sehingga konsentrasi seng dapat mempengaruhi aktifitas enzim.


1.        Kalsium
Peranan dan fungsi kalsium di dalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi, kulit, serta sisik, dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah, sebagai “intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi otot, membantu penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik. Pengambilan kalsium dari perairan oleh ikan digunakan atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari air oleh aliran darah ke jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah lemak dalam pakan sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Kondisi abnormal, yaitu penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap. Hal ini dikarenakan asam lemak yang tidak diserap akan berikatan dengan Ca dan akan terbuang dalam bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan untuk kehidupan ikan. Perairan dengan kandungan Ca rendah akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi terhadap temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat menurunnya pH.
Unsur kalsium juga tidak kalah pentingnya dalam proses pertumbuhan larva ikan karena penambahan unsur kalsium dalam pakan selain dapat meningkatkan kelangsungan hidup juga meningkatkan proses pertumbuhan tulang belakang sehingga dapat mengurangi tingkat deformitas. Hal ini diperkuat oleh Watanabe (1988) menyatakan bahwa phospor dan kalsium merupakan jenis mineral yang sangat penting dalam proses pembentukan tulang untuk memacu pertumbuhan dan dapat digunakan untuk menyusun nutrisi pakan tambahan dalam pemeliharaan larva karena fungsi utama kalsium adalah untuk pembentukan organ-organ keras seperti tulang dan gigi serta membantu proses pembekuan darah hewan-hewan vertebrata. Kalsium juga berperan untuk meningkatkan kerja syaraf dalam menyampaikan impuls, memperlancar osmoregulasi dan sebagai kofaktor dalam memperlancar kerja enzim dalam tubuh hewan air (Kompyang, 1990). Kebutuhan nutrisi minimal telah dipenuhi maka pertumbuhan larva yang tidak normal (deformitas) dapat dihindari dan kelangsungan hidupnya dapat ditingkatkan dalam Aslianti dan Agus (2009).
Menurut Hossain dan Furuichi (1999) dalam Aslianti dan Agus (2009), menyatakan bahwa penambahan unsur kalsium dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan. Penambahan kasium dalam pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga apabila kalsium terdapat dalam jumlah yang seimbang diduga proses pertumbuhan tulang larva menjadi normal dan secara fisik pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya menjadi lebih baik, Selanjutnya dikatakan bahwa peranan kalsium dalam tubuh hewan air adalah membentuk tulang belakang, jari-jari sirip, membentuk bagian eksoskeleton, haemoglobin, penyampaian impuls dari syaraf pusat dan berperan dalam osmoregulasi tubuh.
2.        Magnesium
Magnesium merupakan kofaktor bagi semua enzim yang terlibat di dalam reaksi pemindahan fosfat (fosfokinase) yang menggunakan ATP dan fosfat nukleotida yang lain sebagai substrat. Fungsi magnesium bagi ikan dan udang adalah sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler. Magnesium dalam tubuh diserap oleh usus halus dan hanya sedikit yang dieksresikan dan hampir seluruhnya diserap secara sempurna. Penyerapan magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh masuknya magnesium dalam usus, waktu singgah di usus, kecepatan penyerapan air, kadar kalsium fosfat dan laktosa dalam pakan, sumber magnesium, dan umur serta jenis ikan. Kandungan magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif rendah dibandingkan dengan hewan darat, sebagian besar magnesium, kurang lebih 65%, berada dalam kerangka ikan. Konsentrasi magnesium dalam perairan ikan tawar sering tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme ikan, oleh karena itu pemberian mineral magnesium pada pakan untuk pemeliharaan ikan tawar sangat penting. Rendahnya suplai magnesium dalam pakan dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan aktivitas ikan berkurang, kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrate akan berkurang. Selain itu ikan akan memperlihatkan keabnormalan dalam pertumbuhan tulang.
3.        Besi
Zat besi merupakan unsur mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh ikan dan manusia. Dalam makanan terdapat dua macam zat besi, yaitu dalam bentuk heme dan non heme. Zat besi heme ditemukan dalam bentuk haemoglobin dan zat besi non heme dalam otot yang disebut myoglobin. Fungsi dan peranan zat besi dalam tubuh ikan antara lain adalah unsur yang sangat penting dalam pigmen darah (haemoglobin dan myoglobin). Terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan urat daging (otot) serta pemindahan/transfer elektron dalam tubuh. Unsur yang sangat penting dari variasi sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroksidase, enzim xantin oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydronase. Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Zat besi dalam bentuk tereduksi, ion fero (Fe++) lebih mudah diserap karena lebih mudah larut dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman, pH atau keasaman lambung dan bagian atas usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan pada ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya pada ikan channel catfish dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas.
4.        Klorin
Klorida berperan besar dalam aktivitas osmoregulasi. Pertukaran klorin sebagian besar terjadi pada insang. Pada ikan tawar pengambilan klorin terjadi pada kondisi medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk urin. Pada ikan air laut pengambilan klorin dilakukan dengan cara melakukan banyak minum air laut sehingga klorin secara difusi ikut masuk ke dalam tubuh ikan. Ikan air laut biasanya melakukan dengan cara memompa melalui insang epithelium pada kondisi medium hipertonik. Kondisi normal klorin dapat dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlah yang sedikit, namun pada kondisi stres ikan banyak mengeluarkan urin sehingga kehilangan NaCl yang cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses. Ketersediaan Cl di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Pemberian garam pada bahan pakan dari segi mamfaatnya masih diperdebatkan. Hal ini disebabkan dari hasil penelitian memberikan hasil yang menunjukkan bahwa pemberian NaCl pada pakan berakibat buruk terhadap penambahan bobot. Pemberian NaCl sebanyak 3% pada pakan mengakibatkan pertambahan bobot hanya 85% dibandingkan dengan kontrol. Pada penambahan NaCl sebanyak 6% memberikan pertambahan sebesar 77% sedangkan penambahan sebanyak 12% mengakibatkan pertambahan bobot sebesar 70%. Hal ini dikarenakan NaCl pada tingkatan yang lebih tinggi diserap dalam 24 jam yang kelebihannya akan dikeluarkan ke dalam perairan tawar pada sistem osmoregulasi dalam urin hipoosmotik normal, sedangkan pada ikan laut pengambilan NaCl dalam jumlah besar relatif sering terjadi pada berbagai kasus.

Bahan Penyusun Mineral
Sumber mineral dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan, antara lain :
Tabel 1. Sumber Mineral
Mineral
Sumber
Natrium
Garam dapur, teri kering, margarin.
Kalium
Makanan mentah atau segar, terutama buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Klor
Garam dapur, sayur-sayuran dan buah-buahan
Kalsium
Teri kering, udang kering, susu, dan hasil susu
Fe
Kacang-kacangan, sayuran hijau ikan, daging
Zn
Protein hewani, seperti daging hati, dan telur
Cu
Kacang-kacangan, kerang, hati
I
Makanan laut, seperti ikan dan udang
Selenium
Makanan laut, hati, biji-bijian, serealia

Sumber mineral untuk ikan dan udang pada umumnya  sedikit berbeda dengan hewan lainnya. Ikan dan udang bisa mendapatkan mineral dari air (lingkungan hidupnya) dan makanannya., sedangkan hewan darat pada umumnya hanya mendapatkan asupan mineral dari makanannya. Mineral yang bisa didapat dari air antara lain Ca, K, Cu, dan Iodin, sedangkan mineral lainnya perlu tersedia dlam pakan (Sukarman dan Lili, 2011).
Komponen penyusun mineral makro dan mikro dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.  Bahan Mineral Makro dan Mikro
Mineral
Sumber
Kadar (%)
Potasium (K)
K2SO4.MgSO4 dan K2SO4
18 dan 41
Magnesium (Mg)
K2SO4.MgSO4 dan Magnesium Oksida
11 dan 55-58
Sulfur (S)
K2SO4.MgSO4 dan K2SO4
22 dab 17

Kalsium sulfat (CaSO4)
17

Amonium sulfat( (NaH4)2 SO 4)
24

Sulfur (S)
99,9

Sodium sulfat (Na2SO4)
10

Magnesium sulfat (MgSO4)
13-17
Sodium (Na)
Sodium bicarbonat dan sodium sesqulcarbonat
Na=27 dan Na= 27-30
Klor (Cl)
Garam
Na=39, Cl=60

Sodium sulfat
Na= 14

Potasium chloride
Cl=47

Sodium fosfat
Na= 16
Zat Besi (Fe)
Ferrous carbonate (FeCO3)
40

Ferrous sulfat (Fe SO4.H2O atau FeSO4.7H2O)
23-30
Seng (Zn)
Zinc oxide (Zn O) dan Zinc sulfat (ZnSO4.H2O)
72 dan 36
Iodium (I)
Calsium Iodate (Ca IO3)
64

EDDI (Etthylenediamine Dihydroiodidae)
79

Potasium Iodate (KI)
69
Mangan (Mn)
Mangane oxide (MnO)
60

Manganese sulfat (Mn SO4.H2O)
28,5
Lanjutan Tabel 2.  Bahan Mineral Makro dan Mikro
Mineral
Sumber
Kadar (%)
Kobalt (Co)
Cobalt carbonate (CoCO3)
46

Cobalt sulfat (CoSO4.H2O atau CoSO4.7H2O)
21-33
Selenium (Se)
Sodium selenite (Na2 Se O3) dan sodium selenite
45 dan 40
Cupprum (Cu)
Cupric oxide (CuO)
75

Copper sulfat (CuSO4.5H2O)
25

Copper carbonat (Cu CO3)
55
           
Bahan baku utana dalam pakan hanya mengandung sedikit mineral sehingga perlu ada tembahan dan konsentrasi mineralnya cukup tinggi. Bahan baku mikro yang bisa digunakan sebagai sumber mineral dalam pakan ikan dan udang adalah sebgagai berikut : CaCO3 (38 %), kulit kerang (38 %), kalsium sulfat hidrat (21 %), kalsium sulfat anhidrat (26,5 %), tepung tulang (23 %), monokalsium fosfat (15 % - 18 %), dikalsium fosfat (19 % - 22 %) dan deflourinated (30 % - 32 %) (Sukarman dan Lili, 2011).
Sumber-sumber fosfor untuk pakan ikan antara lain: asam fosforik (23,7 %), deflourinated fosfat (18 %), dikalsium fosfat (18,5 % fosfor total dan 65 fosfor tersedia), monokalsium fosfat (21 % fosfor total dan 94 % fosfor tersedia), monosodium fosfat (26 %), monoamonium fosfat (24 %), amonium polifosfat (14,8 % - 16 %) dan tepung tulang (8-14 %) (Sukarman dan Lili, 2011).
            Umumnya monokalsium fosfat dan dikalsium fosfat sering digunakan dalam pakan untuk menutupi kekuranganunsur P dari tepung ikan. Tepung ikan sendiri mengandung 2 % – 7 % fosfor total. Umumnya CaCO3 mengandung Mg sekitar 0,2 % - 0,9 % dan kadar air 0,5 %. Mono atau dikalsium fosfat berbentuk granul 95 % berwarna abu-abu dengan berat jenis antara 560-590 kg/m3 (Sukarman dan Lili, 2011).




Kelebihan Mineral dan Efeknya
Semakin banyak jumlah kalsium yang mampu diserap oleh tubuh maka jumlah osteoblast pembentuk tulang akan bertambah sehingga dapat meningkatkan proses pembentukan tulang. Menurut Boyd (2000) dalam Aslianti dan Agus (2009) mengatakan bahwa ikan-ikan laut walaupun dapat menyerap kalsium dari air laut tempat ia hidup, tetapi kebutuhan terhadap kalsium untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya jauh lebih tinggi dari pada jenis jenis ikan air tawar.
1.        Seng
Konsentrasi seng yang tinggi telah diketahui dapat terakumulasi di beberapa jaringan tubuh. Ogino dan Yang (1978) menyatakan bahwa usus dan mata pada ikan Salmo gairdneri lebih banyak mengakumulasi seng dibanding organ lainnya. Sedangkan menurut Eid dan Ghonim (1994), konsentrasi seng di tulang ikan Oreochromis niloticus meningkat seiring dengan peningkatan seng dalam makanannya. Tingkat seng dalam makanan juga dapat mempengaruhi kecernaan protein (Ogino dan Yang, 1978) dan ada suatu interaksi antara seng dengan unsur mineral lainnya (Satoh et al., 1983; Miyahara et al., 1986). Namun demikian, ada kecenderungan dengan menambah seng anorganik 25 mg per kg makanan dapat meningkatkan kecernaan protein dan kecernaan total, serta indeks organ dan sebaliknya apabila pemberian seng ditingkatkan lagi sampai 200 mg per kg makanan maka akan terjadi penurunan. Pengaruh penambahan seng dalam makanan terhadap kecernaan, khususnya protein telah diungkapkan oleh peneliti lain (Ogino dan Yang 1978; 1979) dalam Setiawan et al (2007).
Kelebihan Ca akibat defisiensi Zn dapat menurunkan protein yang mengandung seng dalam bentuk metalotionin di hati (Miyahara et al., 1986). Oleh karena itu penambahan unsur seng sampai batas tertentu dalam makanan perlu diperhatikan agar dapat memberikan keseimbangan dan daya homeostasis di dalam tubuh sehingga proses metabolisme berjalan lancer dalam Setiawan et al (2007).

Kekurangan Mineral dan Efeknya
Kekurangan magnesium menyebabkan nafsu makan hilang, pertumbuhan menurun, ‘suka tidur’ (letargia), bentuk tulang belakang tidalnormal, degenerasi sel, dan kejang. Sodium (Na), potasium (K), dan klorin (Cl) adalah elektrolit. Sodium dan klorin terdapat dalam cairan diluar sel. Potasium terdapat di dalam sel, yang merupakan kation intraseluler. Melimpahnya elemen-elemen tersebut di lingkungan, merupakan tanda - tanda kekurangan sulit dihasilkan.
Kekurangan yodium mengakibatkan kelenjar tiroid tumbuh, suatu kondisi seperti gondok atau gondong (goiter).  Tumor ini dapat berkembang pada kerongkongan ikan. Pada ikan berukuran besar tumor ini dapat tumbuh dan terlihat dari sela insang. Operasi pada ikan untuk mengangkat tumor ini hanya bersifat penyembuhan sementara, dalam jangka waktu tertentu dapat tumbuh kembali. Pemberian zat iodine ikan secara berkala dan rutin sehingga dapat menyusutkan ukuran tumor dan menyembuhkannya. Kekurangan besi mengakibatkan kekurangan darah (anemia). Besi pada kandungan yang tinggi dapat menjadi racun dan menurunkan pertumbuhan, diare, kerusakan hati, dan kematian.
Kekurangn mangan mengakibatkan pertumbuhan menurun dan tulang kerangka yang tidak normal; dapat menyebabkan penurunan nafsu makan pertumbuhan menjadi lambat dan aktivitas ikan berkurang; kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrae akan berkurang; abnormal pada tulang atau organ tubuh ian dan udang. Kekurangan selenium mengakibatkan pertumbuhan menurun. Selenium diperlukan untuk mencegah penyakit otot pada beberapa spesies, apabila selenium dalam pakan melebihi 13 hingga 15 mg per kg pakan kering, selenium menjadi racun, yang menghasilkan pertumbuhan menurun, efisiensi pakan yang rendah, dan kematian. Kekurangan seng mengakibatkan pertumbuhan tertahan, katarak, ekor dan kulit geripis, kerdil atau kuntet, dan kematian; dapat meningkatkan mortalitas, serta erosi pada sirip dan kulit; pertumbuhan menurun, nafsu makan rendah dan menurunkan tingkat serum alkaline phosphatase.
Kekurangan fosfor pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan proses pertumbuhan tulang terganggu Zonneveld (1991) dalam Kardana et al (2012). Perturmbuhan menjadi lambat dan penurunana efisiensi pakan; menyebabkan tulang belakang bengkok; hambatan mineralisasi pada tulang; peningkatan aktivitas enzim gluconeogenic di hati dan lemak; penurunan level phospat pada darah dan kandungan glikogen di hati; meningkatkan aktivitas serum alkaline phosphatase  peningkatan deposisi lipid di otot, hati dan vertebrae.

Jenis dan Dosis Mineral                                                     
Jenis mineral
Berdasarkan kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral esensial dan mineral non esensial. Mineral esensial harus selalu tersedia di dalam tubuh ikan dan harus disuplai dari pakan karena tubuh ikan tidak mampu memproduksi mineral ini. Mineral nonessensial yaitu mineral yang sebaiknya tersedia di dalam tubuh ikan.  Berdasarkan jumlah kebutuhannya, mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makromineral dan mikromineral. Makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif besar (lebih dari 100 mg/kg pakan kering), seperti kalsium, fosfor, belerang, natrium, klorida, magnesium, dan kalium. Sebaliknya, mikromineral adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil (kurang dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu kobalt, selenium, tembaga, seng, mangan, krom, fluor, iodium, besi, dan molibden. Mikromineral sering pula disebut sebagai trace mineral.
Dosis pemberian mineral
Ikan juga memerlukan mineral tertentu, mineral dibutuhkan ikan melalui pakan bukan melalui air. Karena mineral yang ditambahkan didalam air dapat berpengaruh sebagai racun. Ikan juga membutuhkan trace elemen misalnya iodine, tembaga, cobalt, mangan, aluminium, dan molybdenum dalam Kementerian nkelautan dan perikanan. Kebutuhan ikan pada mineral dipengaruhi oleh ukuran, umur, laju pertumbuhan, stress lingkungan, dan hubungan antar nutrien. Kebutuhan mineral bagi ikan sangat tergantung pada konsentrasi perairan. Ikan laut juga mengeluarkan CO2 dan NH3 dari proses katabolisme melalui insang. Karena itu kandungan mineral dalam pakan untuk ikan laut perlu di pertimbangkan.
Tabel 3.  Kebutuhan Mineral untuk Ikan Laut
Mineral
Kebutuhan
Kalsium
5 gram/kg pakan
Phosphor
7 gram/kg pakan
Magnesium
500 mg/kg pakan
Sodium
1-3 g/kg pakan
Potasium
1-3 g/kg pakan
Sulphur
3-5g/kg pakan
Klorin
1-5 g/kg pakan
Besi
0,15 – 0,17 gram/kg pakan
Mangan
20 – 50 mg/kg pakan
Lanjutan Tabel 3.  Kebutuhan Mineral untuk Ikan Laut
Mineral
Kebutuhan
Kobalt
5-10 mg/kg pakan
Seng
30-100 mg/kg pakan
Iodine
100-300 mg/kg pakan
Copper
1-4 g/kg pakan


Tabel 4. Jumlah Mineral Aktif yang Seharusnya Terkandung dalam 1 Kg Pakan Basah (40%   Material Kering) untuk Ikan Kerapu
Trace mineral
Bentuk
Jumlah (mg/kg pakan)
Kobalt
CoCl2
CoCl2
Tembaga
CuSO4
CuSO4
Besi
FeSO4
FeSO4
Mangan
MnSO4
MnSO4
Selenium
NaSeO3
NaSeO3
Seng
ZnSO4
ZnSO4
Sumber: Sim et al (2005)
Perairan yang kandungan Ca rendah, pH rendah dan kandungan aluminiumnya tinggi tidak akan dihuni oleh ikan. Kandungan Ca dalam pakan ikan sangat sulit untuk diterapkan secara pasti. Sebagai contoh, pada ikan rainbowtrout dengan bobot awal 1,2 g, antara ikan yang diberi Ca 0,3 gr/kg dengan 3,4 gram/kg ternyata tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam pertumbuhannya yang dipelihara pada perairan dengan kandungan Ca 20-30 mg /L Ogino, et al.,1978).  Menurut Rumsey (1977) menyatakan bahwa kebutuhan Ca untuk ikan rainbowtrout pada perairan dengan kalsium rendah (3 mg Ca/L) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan kalsium tinggi (45 mg/L) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Menurut Arai, et al (1975) pemberian kalsium sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan minimal yang harus dipertimbangkan, pemberian kalsium sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan berakibat buruk terhadap laju pertumbuhan.
Magnesium pada ikan trout telah diteliti oleh Cowey et al (1977) menyatakan bahwa pertambahan bobot dan penggunaan pakan ikan yang diberi pakan dengan kandungan Mg sebesar 26 – 63 mg/kg. Perbaikan kandungan Mg dalam pakan akan berdampak terhadap peningkatan Mg dalam serum. Menurut Handajani (2010) dalan Kardana et al  (2012) yang menyatakan bahwa pada umumnya ikan membutuhkan phosphor dalam tubuhnya sebesar 0,29% - 0,8%. Namun bila kebutuhan phospohor tidak terpenuhi atau mencukupi makan pertumbuhan panjang pada ikan akan terhambat.
Peningkatan kadar seng di tulang sebagai akibat penambahan seng dalam makanan relatif lebih tinggi pada pemberian 25-100 mg Zn/kg makanan. Gatlin dan Wilson (1988) menyatakan selain di tulang, seng yang terakumulasi di serum juga dapat dijadikan indikator status seng dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar seng dalam serum darah, sebagai akibat penambahan seng dalam makanan tertinggi dicapai pada pemberian 25 mg Zn/kg makanan dalam Setiawan et al (2007).


  



DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, E.N. 2012. Perubahan Kandungan Mineral Dan Vitamin A Ikan Cobia (Rachycentron Canadum) Akibat  Proses Pengukusan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aslianti, Titiek dan  Agus Priyono. 2009. Peningkatan Vitalitas dan Kelangsungan Hidup Benih Kerapu Lumpur (Epinephelus coioides) Melalui Pakan Yang Diperkaya Dengan Vitamin C dan Kalsium. Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) : 19(1).

Gufran M.H. dan kordi.K. 2010. Panduan Lengkap Budidaya Air Tawar Dikolam Terpal. Lily publisher. Yogyakarta

Kardana, Dadan. Kiki Haetami dan Ujang Subhan. 2012. Efektifitas Penambahan Tepung Manggot Dalam Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan dan Kelautan : 3(4).

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Stasiun Karantina Ikan Kelas I Hang Nadim Batam. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Martuti, Nana K. T. 2012. Kandungan Logam Berat Cu dalam Ikan Bandeng, Studi Kasus di Tambak Wilayah Tapak Semarang. Hlm 88-94.

Setiawati. N. R. Azwar. I. Mokoginta dan R Affandi. 2007. Kebutuhan Mineral Seng (Zn) Untuk Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy, Lac.). Jurnal Akuakultur Indonesia : 6(2).

Sim, Sih-Yang. Mike Rimmer. Kevin Williams. Joebert. Toledo. Ketut Sugama. Inneke Rumengan and Michael J. Phillips. 2005. Pedoman Praktis Pemberian dan Pengelolaan Pakan untuk Ikan Kerapu yang di Budidaya. Australian Centre for International Agricultural Research.

Subandiyono. 2009. Bahan Ajar Nutrisi Ikan Karbohidrat, Mikro-Nutrien, Non - Nutrien dan Anti – Nutrien. Program Studi Budidaya Perairan. Fpik. Undip

Sukarman dan L. Sholichah. 2011. Status Mineral dalam Pakan Ikan dan Udang. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Hal 985-990.

Susanto, E., A. S. Fahmi. 2012. Senyawa Fungsional  dari Ikan: Aplikasinya dalam Pangan. J. Aplikasi Teknologi Pangan; 1(4).

0 komentar:

Posting Komentar